Menghadapi Disruption dalam Perguruan Tinggi

Jumat, 26 Januari 2018

Universitas perlu mendorong tumbuhnya “pengganggu internal”  yang mampu melahirkan terobosan-terobosan disruptif dalam pembelajaran. Demikian salah satu kesimpulan dalam diskusi bersama Prof. Dr. Pratikno tentang disruption di dunia perguruan tinggi pada hari Kamis tgl 25 Januari 2018 di Hotel Santika Yogyakarta. Pratikno memaparkan tentang revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi, yang telah memengaruhi perubahan sosial, ekonomi, hingga dunia pendidikan.

Pratikno mengingatkan bahwa revolusi teknologi telah men-digitalisasi berbagai hal dan melahirkan  ketidakpastian dan perubahan konstan atau yang oleh Pratikno disebut sebagai “disruption”.

Dalam acara yang dihadiri oleh dosen dan dekan Fakultas UGM ini, Pratikno menekankan pentingnya penyesuaian dunia pendidikan tinggi dengan era disruption.

“Seberapa besar pun kita menguasai teori, pasti akan terdisrupt”, tuturnya. “Karena itu pendidikan tinggi sekarang harus mampu mencetak para pembelajar yang memiliki kemampuan disruptif.”

Proses  ini perlu didukung dengan membangun ekosistem kurikulum yang multi-disiplin dan kolaborasi antar ilmu. “Jika kita tidak mendisrupt diri sendiri, makan orang lain yang akan mendisrupt diri kita”, simpulnya