[KEGIATAN MAHASISWA_KKN PAPUA PART 4] “Menemukan Kembali Papua”

Oleh Wulan Hardiyati Pangestika (Mahasiswa DPP 2013)

Anak sekolah minggu dengar-dengarlah, turut orang tua terlebih tuhan itulah tandanya anak yang manis, nanti masuk surga terima mahkota, emas…. ” Meski sudah lebih dari sebulan semenjak kepulangan dari KKN, lagu tersebut masih terngiang. Anak-anak di Kampung Warbor, Kabupaten Supiori kerap menyanyikan lagu itu ketika bermain. Tak urung kami sebagai pendatang yang sering berinteraksi dengan mereka juga ikut menyanyikan lagu itu.

Masih lekat diingatan saya kali pertama mendengar anak-anak disana menyanyikan lagu itu. Mereka berdiri diatas jembatan kecil mereka membawa senar pancing yang digulung pada botol bekas. Pada ujungnya mereka kaitkan kail, dengan cara sederhana itu mereka sudah bisa mendapatkan banyak ikan. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan mereka bersenda gurau dengan menyanyikan lagu sekolah minggu.

Tak berapa lama setelah ikan terkumpul, mereka menyiapkan api, ikan-ikan yang sudah ditusuk pada kayu kemudian dibakar. Mereka terlihat bahagia dengan makanan sederhana hasil tangkapan sendiri. Mereka tidak mengenal makanan mewah seperti anak-anak di Jawa. Mereka tidak mengenal gadget  modern seperti anak-anak di daerah lain. Tapi mereka menikmati masa-masa kecil mereka yang terlihat sangat bahagia.

Beberapa daerah di Papua memang masih tertinggal bila dibandingankan dengan daerah lain di Indonesia. Ada banyak hal yang perlu dihadirkan demi menunjang pembangunan di Papua. Seperti infrastrukur, penguatan organisasi publik, hingga keterbukaan jaringan komunikasi dengan masyarakat luar. Akan tetapi, perlu diingat berbagai perubahan yang akan dibawa ke Papua, tidak seharusnya menghilangkan unsur-unsur lokal.

Masyarakat Papua masih tetap bisa maju dengan tetap mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok sehari-hari. Negara masih tetap bisa hadir tanpa harus merubah hukum adat atau kepercayaan lokal yang mereka yakini. Pemerintah cukup memfasilitasi perihal apa saja yang perlu dikuatkan untuk membawa kemajuan di Papua tanpa harus mengubah Papua menjadi “Jawa.”

*Foto oleh Wulan H. Pangestika

#DPPUGM

#KKNPPMUGM2016