Research Center for Politics and Government (PolGov), Departemen Politik dan Pemerintahan UGM menyelenggarakan pelatihan tahunan ‘The Asia Pacific Hub’ (ASPACHUB) tentang pengelolaan sumber daya alam. Tema yang dipilih dalam pelatihan tahun ini adalah ‘Advancing Accoutable Resource Governance in Asia Pasific 2018’.
Pelatihan ini merupakan kerjasama PolGov DPP UGM, dan Natural Resource Governance Institute (NRGI).
Sejumlah 28 peserta dari Indonesia, Myanmar, Thailand, Filipina, Amerika Serikat, Inggris, dan Vietnam hadir dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai berbagai latar belakang, mulai dari lembaga pemerintah, aktivis LSM dan praktisi dari industri ekstraktif. Tahun ini merupakan penyelenggaraan tahun kelima.
Untuk pertama kalinya pelatihan ini diselenggarakan di Pulau Belitung. Seperti pada tahun sebelumnya, pelatihan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi juga mengajak peserta ke lapangan untuk melihat langsung persoalan dan pengelolaan sumber daya alam. Selain mengunjungi lokasi bekas penambangan timah, peserta juga berdiskusi dengan pemerintah setempat.
Pada hari Senin tgl 15 Januari 2018, peserta berdiskusi dengan pemerintah daerah tentang bagaimana mengelola sumber alam di areanya. Acara diskusi ini dihadiri oleh Sekda Kab Belitung Timur, Bapak, Ikhwan Fahrozi; Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kab Belitung, Bapak Jasagung Hariyadi ; perwakilan Dinas ESDM Prov Babel, Bapak Harli Agusta; wakil dekan Fisipol UGM, Ibu Poppy S. Winanti dan Dekan Fisipol Universitas Bangka Belitung Dr Ibrahim.
“Kami memilih Belitung karena berdasarkan hasil riset kami, Belitung menjadi daerah tambang yang mulai berkembang menjadi daerah tujuan wisata. Kami ingin belajar hal tersebut dari Belitung,” jelas Poppy S. Winanti, Wakil Dekan Fisipol.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pelaku bisnis dari sektor tambang, perkebunan dan pariwisata di Babel; dan perwakilan organisasi masyarakat di Belitung.
Dalam kesempatan ini, pemerintah daerah menjelaskan rencana tindak lanjut pengembangan Belitung pasca kegiatan tambang. Mereka menjelaskan bahwa sekarang ini Pulau Belitung sedang mengembangkan ecotourism yang berkelanjutan. “Kami sadar bahwa tambang akan habis, jadi kami mencoba mengembangkan sektor wisata yang ramah lingkungan,” papar Bapak Ikhwan Fahrozi, Sekda Beltim.
Diskusi ini sangat bermanfaat bagi peserta karena telah memberikan contoh dinamika pengelolaan daerah pasca tambang yang ada di Indonesia, khususnya di Belitung.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi forum berbagi pengetahuan dan ketrampilan namun juga juga menjadi wahana baik bagi PolGov DPP maupun pihak-pihak terkait untuk terlibat aktif dalam peningkatan pembangunan daerah berkelanjutan di Asia-Pasifik. (MH)